Sabtu, 17 Juni 2023

Fenomena Lagu Sped Up TikTok yang Menjamur di Spotify.


Sound TikTok bisa dibilang mulai mengubah pola industri musik saat ini. Tak jarang banyak musisi yang mengatakan bahwa label rekaman mendorong musik mereka untuk bisa menjadi musik yang viral dalam dunia per-TikTok-an.

Bagaimana tidak, TikTok kini merupakan platform yang cukup efektif untuk membuat musik melejit. Banyak lagu-lagu yang berada di deretan chart Billboard cukup populer digunakan sebagai sound dalam konten-konten yang beredar dalam platform tersebut.

Beberapa dari kalian mungkin familiar dengan konsep sound TikTok, suara “Amadiketu” yang mungkin sering terngiang dan bikin jengkel atau lagu Fifty-fifty “Cupid” yang seringkali digunakan banyak kreator, menjadi pondasi dari viralnya suatu konten dan medium untuk banyak konten-konten lain ikutan viral.

Celah inilah yang dilihat label rekaman sebagai peluang yang bisa digunakan artis untuk memasarkan musiknya melalui user-generated content.

TikTok memberikan kebebasan ke pengguna untuk mengedit isi video, musik yang dijadikan backsound pun juga bisa diedit sehingga memunculkan banyak variasi dari versi aslinya.

Terkadang versi cepat dari lagu yang dipakai sebuah konten bisa lebih populer dari versi aslinya, dan mungkin ada beberapa pihak dalam industri musik yang resah akan hal ini…

Kalo kamu perhatikan di Spotify, beberapa lagu favoritmu yang mungkin cukup populer di TikTok pasti ada yang memilki 2 versi, versi asli dan versi asli dengan dipercepat atau “Sped Up” yang dimana lagu asli tersebut hadir dengan tempo lebih cepat.

Yap, TikTok mungkin jadi tersangka utama dari fenomena ini, dan kita bisa kulik sedikit hal ini dimulai dengan pertanyaan, why is this happening?

Let’s begin with Sped up version enjoyer, shall we? Oke, dilihat dari sisi penikmat, lagu sped up mungkin bukan hal yang baru.

Lagu versi “Nightcore” yang cukup populer pada kisaran tahun 2010s memiliki karakteristik yang sama dengan versi sped up, lagu yang dipercepat dengan vocal pitch yang tinggi. Namun, banyak perdebatan yang mengatakan kalau sped up ini tidak sama dengan Nightcore.

Ketika ditanya akan alasan kenapa sih orang-orang suka sama lagu versi sped up belakangan ini, Mic The Snare dalam akun YouTube-nya membagikan teori yang menarik akan fenomena ini.

Menurutnya Lagu dengan versi Sped Up ini membuat musik terasa hidup lagi dan juga beat yang cepat membuat musik lebih energik. Selain itu, ia juga mengungkapkan kalau familiaritas pendengar dengan lagu kesukaannya yang dibuat dengan versi lain juga menjadi alasan mengapa orang dengan mudah menerimanya.

Ada satu teori menarik darinya terkait hubungan antara musik sped up dan dunia perkontenan TikTok. Dengan teori lagu sped up memberikan rasa yang lebih energik dan hidup, orang-orang juga menggunakannya untuk menarik perhatian audiens ketika membuat konten yang cepat, banyak gerakan, atau penuh energi.

Secara struktur pun konten TikTok yang umumnya berdurasi 15 detik dan sped up song yang juga membuat lagu lebih padat dan singkat, punchline konten dapat diselaraskan dengan chorus lagu yang ditunggu-tunggu penontonnya.

Nah, untuk dari sisi Industri musik bagaimana? kenapa mereka merilis lagu versi sped up secara official?

From my observation, it seems that they dont want to lose profit from this phenomenon. Lagu sped up kebanyakan dibuat oleh penggemar atau orang di luar industri musik itu sendiri dan banyak dari mereka yang mengunggahnya ke platform lain seperti Youtube dan TikTok.

Hal ini berdampak pada larinya stream dari pemilik lagu dan label ke orang lain yang bukan bagian dari mereka, dilihat dari banyaknya pendengar atau orang yang menggunakan audio versi ini sendiri, jumlahnya cukup banyak. Seperti contoh screenshot thumbnail dibawah ini yang menunjukan versi sped up dari lagu original Lil Uzi Vert mendapat hampir 2 juta viewers yang bisa dibilang cukup banyak.


Dengan merilis secara resmi versi yang memiliki pendengar banyak ini, label tidak kehilangan stream yang jatuh ke akun-akun non-official. Karena stream ini sendiri juga merupakan jalur pendapatan artist dan label.

Lagu sped up juga dinilai mudah untuk dibuat dan seperti teori yang disebutkan tadi, mengubah sedikit tempo dari lagu yang cukup populer dan disenangi banyak orang mungkin lebih mudah untuk diterima daripada mengaransemen ulang musik secara kesuluruhan dengan versi baru.

Dengan demand label yang ingin merambah ke dunia TikTok sebagai sasaran untuk memasarkan lagu artis-artisnya, it might be a win solution for them or probably for everyone… I guess…

The label secures the streams, the user gets a material for their content, and the audience seems kind of love it.

Nah, menurut kalian gimana nih fenomena lagu ‘Sped up’ ini? Did you guys love it? or is it kinda ruining the song? Komen dibawah ya!

First Published on Medium @sulthanar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...